Hakikat Membaca Dan Membaca Sebagai Proses
Hakikat Membaca dan Proses Membaca
Membaca menduduki posisi serta peran
yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia,terlebih pada era
reformasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan sebuah
jambatan bagi siapa saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan
kesuksesan,baik dilingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan.
Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan
pasca industri atau yang lazim disebut era sumber daya manusia atau era
sibermatika seperti sekarang ini keahlian membaca dan menulis atau yang lazim
disebut literacy memang telah dirasakan sebagai canditon sine guanom alias
masyarakat mutlak yang tidak tepat ditawar-tawar lagi. Sebagai sebuah bukti
konon para ahli ekonomi telah membuat perkiraan bahwa menemukan alam yang
sedang bekerja,dan berbicara tentang pengalamannya. Kita dapat membuat proyeksi
bahwa kelas yang dipimpin jemiings itu merupakan lingkungan yang
visual,memperkarya dan merangsang. Yang bertuju pada buku,ide,dan pengalaman
semua proses pembentukan pengaaman menjadi bingkai perkenalan jemmings dengan
membaca.
Lain halnya kelas yang dipimpin oleh
falesch dan firies yang lebih menghubungkan membaca sebagai proses mengenali
lambang-lambang tulisan. Boleh saja jadi kelas mereka akan penuh dengan bahan
fonik. Mungkin da akan menitik beratkan perhatiannya pada menolog anak membaca
huruf, mengenal bunyi huruf menyatukan huruf menjadi kata-kata dan akhirnya
menjadi pembaca yang bebas .
Sedangkan kelas goodman lebih
menghubungkan penguasaa bahasa si pembelajar saat membaca,mungkin akan
mengalahkan wisata,kunjungan ke berbagai tempat hewan peliharaan dan mencari
pengalaman dalam percobaan sains kepada para peserta didiknya dia juga Mungkin
memberikan pembelajaran dengan tangan dikte dan perrcaya bahwa anak-anak akan
belajar memproduksi kata-kata, pikiran dan pola-pola yang merekan kenal itu
lebih cepat lagi dengan pemahaman yang lebih tinggi. Goodman diperkirakan dapat
menerima membaca sebagai rekonstruksi pikiran dan makan kalimat tidak terlalu
memperhatikan pengucapannya.
Komentar
Posting Komentar